Catat..!!! Film Horas Amang, Wajib Tonton untuk Anak, Tahu Kenapa?

film horas amang2

Topmetro.News – Film Horas Amang dibuat dengan mengambil kearifan lokal tanah batak. Film Horas Amang ini dirasa wajib ditonton terkhusus kaum anak-anak se dunia. Tidak itu saja, kita semua yang merasa punya ayah. Tujuannya, agar kita mengetahui betapa besarnya cinta kasih ayah kepada anak-anaknya, sehingga dia melakukan sesuatu yang tak biasa untuk mengembalikan moral anak-anaknya untuk menjadi rendah hati, tidak sombong, mengasihi orang lain dan berbudi.

film horas amang
foto | dokumentasi topmetro.news

Film Horas Amang Ajak Sayangi Orangtua

Lantas apa pesan moral dari film ini. Bagi seorang anak perantauan, kita diajak untuk selalu menyayangi orangtua dan tidak melupakan adat budaya maupun kampung halaman.

Tak Cuma Orang Batak

Seperti yang pernah disiarkan Topmetro.News sebelumnya, selain Cok Simbara, aktor lain yang ikut bermain dalam film ini di antaranya Tanta Ginting, Dendi Tambunan, Jack Marpaung, Novita Dewi Marpaung hingga Piet Pagau.

Karakter yang ditampilkan di film ini tidak melulu orang Batak, ada juga Dodi Epen Cupen dari Papua.

Film ini diproduksi awal Februari di Pulau Samosir dan Danau Toba serta Jakarta.

film horas amang3
foto | WhatsApp

baca berita terkait| FILM HORAS AMANG TAYANG DI LAYAR LEBAR, CEK DI SINI DAFTAR ARTIS BATAKNYA

Sebagaimana diwartakan sebelumnya Film Horas Amang, sebuah film bergenre drama keluarga akan hadir di sejumlah bioskop tanah air. Film Horas Amang yang disutradarai Steve Wantania dan Irham Acho Bachtiar ini disebut-sebut telah menyelesaikan masa shooting. Dengan kata lain, budaya dan adat istiadat warga Batak kembali diangkat ke layar lebar.

“Meski berlatar kebudayaan Batak, film Horas Amang tidak hanya bisa dinikmati orang Batak. Ceritanya terbuka, bukan hanya soal Batak, tapi tentang kita semua,” kata Steve di Medan, Selasa (16/7/2019) didampingi Parulian Tampubolon, Komisioner KPID Sumut yang turut bermain dalam film itu.

baca juga | 4 ALASAN PRIA BATAK AKHIRNYA MEMILIH BORU JAWA

Sementara itu, seperti diketahui pernikahan antarsuku sudah lama menjadi bagian masyarakat Batak. Khususnya setelah Halak Hita mulai merantau keluar dari kampung halamannya pada abad ke-19.

Menjadikan Pulau Jawa – utamanya Jakarta – sebagai tujuan utama, para perantau Batak akhirnya banyak yang menikah dengan Suku Jawa. Karena begitu banyaknya pernikahan antara pria Batak dan wanita Jawa kala itu, maka dikenal lah istilah ‘marboru Jawa’ (beristrikan Jawa).

Uniknya, istilah ‘Boru Jawa’ tidak hanya digunakan Orang Batak untuk wanita yang berasal dari Suku Jawa saja. Tapi, siapa pun wanita dari suku yang banyak tinggal di Pulau Jawa. Sebut saja, wanita Sunda, Betawi, dan sebagainya.

Banyak alasan pria Batak menikahi Boru Jawa. Kendati sebenarnya orangtua mereka rata-rata masih menginginkan anaknya menikahi boru ni tulang (putri saudara lelaki ibu). Atau setidaknya sesama Halak Hita.

Alasan keinginan orangtua pun bermacam-macam. Mulai dari adat sampai dengan kekhawatiran tertentu.

Lalu, apa alasan pria Batak akhirnya memilih marboru Jawa ketimbang menikah sesama Batak?

reporter | jeremitaran

 

Related posts

Leave a Comment